Cari Blog Ini

Kamis, 20 Oktober 2011

Anatomi, Fisiologi Dan Reproduksi Sel

Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula). ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma). 2. Sitoplasma dan Organel Sel. 3. Inti Sel (Nukleus). 1. Selaput Plasma (Plasmalemma) Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja. Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan. 2. Sitoplasma dan Organel Sel Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel. Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan). Anatomi, Fisiologi Dan Reproduksi Sel Biologi Kelas 3 > Biologi Sel 112 < Sebelum Sesudah > Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula). ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma). 2. Sitoplasma dan Organel Sel. 3. Inti Sel (Nukleus). 1. Selaput Plasma (Plasmalemma) Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja. Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan. 2. Sitoplasma dan Organel Sel Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel. Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan). Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan Organel Sel tersebut antara lain : a. Retikulum Endoplasma (RE.) Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis RE yaitu : • RE. Granuler (Rough E.R) • RE. Agranuler (Smooth E.R) Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. b. Ribosom (Ergastoplasma) Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. c. Miitokondria (The Power House) Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran. Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House". d. Lisosom Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym. e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom) Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. J. Sentrosom (Sentriol) Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. g. Plastida Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu : 1. Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri dari: • Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan, • Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak). • Proteoplas (untuk menyimpan protein). 2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. 3. Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya : • Karotin (kuning) • Fikodanin (biru) • Fikosantin (kuning) • Fikoeritrin (merah) h. Vakuola (RonggaSel) Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas Vakuola berisi : • garam-garam organik • glikosida • tanin (zat penyamak) • minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe) • alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain) • enzim • butir-butir pati Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil. i. Mikrotubulus Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia. j. Mikrofilamen Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel. k. Peroksisom (Badan Mikro) Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati). 3. Inti Sel (Nukleus) Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu : • Selapue Inti (Karioteka) • Nukleoplasma (Kariolimfa) • Kromatin / Kromosom • Nukleolus(anak inti). Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu : • Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai pada bakteri, ganggang biru. • Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti). Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.

Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

 Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan, perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual  Hormon mempengaruhi cara tubuh dalam menggunakan dan menyimpan energi  Hormon juga mengendalikan volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah. Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya,T SH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh. PENGENDALIAN ENDOKRIN Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas- batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresiLH danFSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya. Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadapbior itm ik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis. Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin (hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi juga meningkatkan pelepasanoks itos in yang menyebabkan mengkerutnya saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi. Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan turun sampai sangat rendah. Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti. HORMON UTAMA Hormon Yg menghasilkanFungsi Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu mengatur keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta membuang kalium Hormon antidiuretik (vasopresin) Kelenjar hipofisa  Menyebabkan ginjal menahan air  Bersama dengan aldosteron, membantu mengendalikan tekanan darah Kortikosteroid Kelenjar adrenal Memiliki efek yg luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:  Anti peradangan  Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah & kekuatan otot  Membantu mengendalikan keseimbangan garam & air Kortikotropin Kelenjar hipofisa Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh korteks adrenal Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel darah merah Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan ciri seksual & sistem reproduksi wanita Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah Hormon pertumbuhan Kelenjar hipofisa Mengendalikan pertumbuhan & perkembangan  Meningkatkan pembentukan protein Insulin Pankreas  Menurunkan kadar gula darah  Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh LH (luteinizing hormone) FSH (follicle- stimulating hormone) Kelenjar hipofisa  Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi  Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat kepribadian)

PENGENALAN ANATOMI DAN FISIOLOGi/ANFIS

ANATOMI DAN FISIOLOGI Komponen UtamaFungsiGinjalPundi kencingUreter Uretra • Menyingkirkan bahan kumuh nitrogen dari badan • Mengawal air dan eletrolit • Mengawal keseimbangan asid-bes dalam darah11.Sistem Reproduktif 13 ANATOMI DAN FISIOLOGI Komponen UtamaFungsiLelaki: TestisPenisPundi postat SkrotumVasikel semen Perempuan: Ovari Tiub FallopioUterusVagina • Menghasilkan zuriat • Testis menghasilkan sperma dan hormon seks lelaki • Duktus dan kelenjar membantu menyalurkan sperma ketrek reproduktif wanita • Ovari menghasilkan telur dan hormon seks wanita • Uterus merupakan lokasi persenyawaan antara spermadan ovum dalam perkembangan janin semasakehamilan1.6Kesimpulan 14 ANATOMI DAN FISIOLOGI Sistem-sistem yang berfungsi dengan baik dapat memantapkan keefisenanorganisma. Kerosakkan terhadap sistem dalam tubuh akan memberi kesan kepadasistem-sistem lain. Sebagai contoh, kesan rokok akan menyebabkan prestasi kerjamenurun. Ini berlaku apabila tar daripada rokok telah menyelaputi pundi-pundi udaradi alveoli dan menyebabkan resapan oksigen berkurangan. Tanpa oksigen yangmencukupi, tubuh manusia tidak dapat menghasilkan tenaga bagi keperluan aktivitidaya tahan. Secara tidak langsung juga, keupayaan aerobic akan berkurangan

PENGERTIAN Psikologi (UMUM)

BAB I PENGERTIAN DAN SEJARAH PSIKOLOGI (UMUM) A. Psikologi, Jiwa, dan Perilaku Kata Psikologi berasal dari bahasa Inggris Psychology, yang berakar dari paduan bahasa Yunani “Psyche” (= jiwa, meniup) dan “logos” (=nalar, ilmu). Dalam mitologi Yunani Kuno, Psyche adalah seorang gadis cantik bersayap seperti kupu-kupu. Jiwa dilambangkan dengan gadis jelita, sedangkan kupu-kupu melambangkan keabadian. Apabila diartikan secara harfiah dari etimologi ini maka Psikologi berarti Ilmu Jiwa. Kaitan psikologi dengan jiwa memang suatu keniscayaan, seperti yang dikatakan Badri berikut ini: “a psychology without soul studying a man without soul”. Namun tepatkah Psikologi ditafsirkan sebagai ilmu yang membahas tentang jiwa? Secara keilmuan, jiwa dipahami sebagai sesuatu yang terlalu abstrak dan tak mungkin utuh diteliti. Ilmu pengetahuan menghendaki objeknya bisa diamati, dicatat, dan diukur. Maka dengan dipelopori J.B. Watson (1878 -1958) para ahli memandang psikologi sebagai “ilmu yang mempelajari perilaku”. Perilaku dianggap lebih mudah diamati, dicatat, dan diukur (I:3). Oleh karenanya yang dipelajari dalam psikologi bukan jiwa itu sendiri, tetapi lebih pada gejolak kejiwaan, terutama kondisi-kondisi, proses-proses, dan fungsi-fungsi kejiwaan.yang menampakkan diri pada perilaku sebagai suatu konkretisasi gejala jiwa yang abstrak. Ini selaras dengan penjelasan Waty Soemanto (1988) bahwa jiwa merupakan kekuatan dalam diri yang menjadi penggerak bagi jasad dan tingkah laku manusia. Demikian dekatnya fungsi jiwa dengan tingkah laku maka berfungsinya jiwa dapat diamati pada tingkah laku yang tampak (Wasty membedakannya dengan arwah, sukma, nyawa, dan akal). Sedangkan tingkah laku dimaknai bukan hanya sebagai perbuatan-perbuatan yang dihayati, tetapi juga sebagai reaksi-reaksi individu yang simbolik dan tersembunyi sebagai akibat dari motivasi diri ataupun akibat stimulasi dari lingkungan. Psikologi modern kemudian menyatakan diri sebagai sains yang mempelajari perilaku manusia, dengan asumsi bahwa perilaku merupakan ungkapan dan cerminan dari kondisi-kondisi, proses-proses, dan fungsi-fungsi kejiwaan. Meskipun demikian, arti perilaku ini diperluas tidak hanya mencakup perilaku kasat mata seperti makan, minum, menangis, membunuh dan lain-lain, tetapi juga mencakup perilaku tidak kasat mata seperti fantasi, imajinasi, motivasi, atau proses saat tidur (I: 4). Di dalam tradisi-tradisi ketimuran seperti di Indonesia, “jiwa” sering dihubungkan dengan masalah mistik, kebatinan, dan kerohanian. Dengan demikian lebih tepat bila menggunakan istilah Psikologi dari pada Ilmu Jiwa untuk menunjuk pada disiplin ilmu ini, seperti yang dikatakan Gerungan (1966) bahwa istilah ilmu jiwa menunjukkan ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan psikologi menunjuk ilmu jiwa yang ilmiah, yang scientific, menurut koridor ilmiah modern. Psikologi mempelajari perilaku organisme, yaitu entitas biososial – karena tiap organisme mempunyai kesatuan sistem biologis dan sosial sekaligus dari binatang bersel satu sampai dengan manusia. Organisme inilah subjek perilaku; dan perilakunya menjadi objek psikologi. Psikologi berasal dari dua kata (bahasa Yunani): psyche yang berarti jiwa (soul)dan logos yang berarti ilmu.Akar dari psikologi adalahfilsafat dan fisiologi.Filsafat (philosophy)berasal dari kata philos yang berarti cinta (love) dan Sophia yang berarti kebijakanaan (wisdom). Jadi filsafat adalah ilmu yang mencintai kebijaksanaan. Sedangkan physiology adlah cabang dari biologi yang berkaitan dengan kajian ilmih tntang bagaimana fungsi-fungsi mahkluk hidup. Psikologi mempelajari: Prilaku abnormal Cara-cara menjadi pemenang Bagaimana mempengaruhi orang lain Bagaimana mengamati warna Bagaimana lapar dipengaruhi otak Bagaimana sipanse dapat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi B. Objek Salah satu syarat mutlak untuk dapat dikategorikan sebagai ilmu, maka psikologi harus jelas objek kajiannya. Perkembangan terkini disiplin ilmu psikologi tidak hanya membatasi pada manusia, tetapi juga “jiwa” hewan. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa objek material (apa yang dikaji) psikologi adalah organisme (manusia dan hewan). Sedangkan objek formalnya (cara meninjau) adalah gejala kejiwaan atau perilaku organisme. Perilaku yang tampak hanya sebagian dari gejala kejiwaan. Oleh karena itu pengertian perilaku dalam psikologi mencakup pula efek, akibat, bekas, atau perpanjangan ekspresi nyata seperti cara-cara berbicara, berpikir, mengendalikan perasaan, mengerjakan sesuatu, sikap, sifat, dan kebiasaan sehari-hari lain. Bahkan efek tersebut membekas pula di alam tak sadar. Dalam hal ini perilaku atau tingkah laku diartikan sebagai perilaku organisme sebagai individu, baik yang dapat diamati secara langsung, seperti tindakan dan perbuatan. Maupun yang tak langsung seperti proses berpikir, emosi, kemauan, dan dinamika kehidupan dunia-dalam seseorang. Sebagai objek studi empiris, perilaku mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Perilaku itu sendiri kasat mata, tetapi penyebabnya mungkin tak dapat diamati langsung. 2. Perilaku terdiri beberapa tingkatan: perilaku sederhana dan stereotip seperti perilaku binatang satu sel, ada juga perilaku yang kompleks seperti pada manusia. Ada perilaui yang sederhana seperti refleks, ada juga yang melibatkan proses-proses mental-fisiologis yang lebih tinggi. 3. Klasifikasi perilaku yang umumnya dikenal adalah kognitif (cipta, rasio, nalar) = akal , afektif (rasa, emosi) = kalbu, konatif (karsa, kehendak, hasrat) = nafsu, dan psikomotorik (daya penggerak fisik).. 4. Perilaku bisa disadari maupun tidak disadari. Kadang-kadang kita bertanya mengapa kita berperilku seperti itu (I: 4-5). Objek kajian sekaligus merupakan kunci awal pembuka perbedaan berbagai macam ilmu. Perilaku sebagai objek psikiologi juga dipelajari oleh antropologi, kedokteran, sosiologi dan beberapa cabang linguistik. Mereka dikelompokkan sebagai ilmu-ilmu perilaku (behavioral sciences). Psikologi berbeda dengan ilmu-ilmu perilaku lainnya, oleh karena lebih mengarah pada perilaku individu, bukan kelompok (I: 12). C. Terminologi Sebagai sebuah ilmu yang mewakili kompleksitas persoalan dalam kehidupan kemanusiaan kontemporer, psikologi tidak pernah memperoleh batasan yang tunggal. Meskipun secara umum terdapat persamaan pokok-pokok pengertian di antara berbagai macam definisi terminologis tentang psikologi, namun memang lebih baik bila psikologi tidak dibatasi pada satu pemahaman tunggal. Berikut beberapa batasan tentang psikologi: 1. William Wundt: Psikologi adalah ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). 2. Mc. Mahon, Morgan, dkk.: Psychology is defined as the scientific study of human and animal behavior. (Bisa meliputi proses berpikir, perkembangan anak, maupun kemampuan problem solving simpanse. 3. Woodworth dan Marquis: Psikologi adalah the science of the activities of the individual. (Aktivitas dalam arti motorik, kognitif, dan emosional). 4. Branca: Psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku. (Tingkah laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan). 5. Psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan psikologis serta proses-proses kognitif yang mendasarinya, merupakan profesi yang menerapkan pengetahuan tentang ilmu tersebut pada masalah-masalah praktis. D. Tugas dan Fungsi Psikologi Sains memiliki tiga fungsi utama, termasuk psikologi: 1. Fungsi pemahaman (understanding) Dapat memberi penjelasan yang benar, masuk akal, dan ilmiah tentang reaksi dan eksistensi objek yang dikaji (manusia, binatang, dsb). 2. Fungsi Pengendalian (control) Memberi arah tepat guna dan berhasil guna untuk berbagai kegiatan manusia, serta memanfaatkan temuan ilmiah secara benar untuk kesejahteraan manusia dan pengembangan ilmu dan teknologi. Juga mencegah penyalahgunaan asas dan temuan sains serta salah penerapan teknologi serta turut menanggulangi kerugian yang timbul. 3. Fungsi peramalan (prediction) Memberi gambaran tentang kondisi kehidupan di masa depan serta memperkirakan hal-hal di masa dating melalui metodologi dan prosedur ilmiah terhadap data akurat sekarang. Ilmu Psikologi diharapkan dapat menerangkan berbagai gejala perilaku manusia dan corak relasi serta kehidupan, di samping mampu memanfaatkan hasil-hasil temuan psikologis untuk menentukan kesehatan mental dan kesejahteraan manusia serta mencegah malpraktek dan mengatasi efek-efek negative lain. Juga mampu membuat perkiraan tentang pola perilaku manusia dalam berbagai situasi dan bagaimana akibatnya pada kehidupan pribadi dan nasional di masa mendatang. E. Syarat Kewenangan Ilmiah (Scientific Authority) 1. Memiliki objek 2. Hasil penyelidikannya disusun secara sistematis sehingga menjadi struktur ilmiah yang utuh dengan bagian-bagiannya yang saling berkaitan. Hasil penemuannya dicatat dengan teliti dan jelas berupa dalil maupun teori sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dan bukan jawaban yang tepat terhadap permasalahan psikologis dalam kehidupan sehari-hari. 3. Memiliki metode ilmiah untuk mengadakan penyelidikan, penelitian, dan pengujian/pemjbuktian yang khas bercorak psikologis. 4. Memiliki riwayat/sejarah ilmiah tertentu. F. Metode Dalam memahami sesuatu, terdapat berbagai macam metode: metode ilmiah, metode otoritas, metode keyakinan (tenacity), dan metode intuisi. Objek studi psikologi dipelajari secara sistematik menggunakan metode-metode ilmiah yang menjamin objektivitas pengambilan kesimpulannya. Artinya, metode yang digunakan mampu mengamati, mencatat, mengukur perilaku seperti adanya. Metode ilmiah dalam psikologi dibedakan dalam dua bagian besar: 1. Metode Longitudinal Metode ini membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencapai suatu hasil penyelidikan. Perjalanan penyelidikan itu sendiri biasanya secara vertikal, misalnya tentang perkembangan anak. Hasil pengamatan dicatat hari demi hari sampai pada tahun demi tahun. Hasil tersebut dikumpulkan dan diolah kemudian disimpulkan. 2. Metode Cross-Sectional Relatif tidak membutuhkan waktu yang lama, dan biasanya bahannya banyak. Jalan penyelidikannya adalah horizontal, misalnya kuesioner. Cepat tapi kurang mendalam. Tujuan metode ilmiah dalam hal ini adalah mengukuhkan objektivitas dalam memahami sesuatu. Secara khusus, ada beberapa metode yang dipakai dalam psikologi. Berikut metode-metode tersebut. 1. Metode observasi wajar. Tujuannya mempelajari dan memerikan perilakiu dalam situasi dan kondisi yanng sebwenarnya tanpa mengganggu terjadinya perilaku tersebut. Bila kehadiran dan tujuan pengamatan diketahui subjek penelitian, maka disebut observasi terang-terangan (overti observation), sedangkan kebalikannya disebut observasi terselubung (covert observation). Pengamat sendiri bisa diluar medan pengamatan maupun berperan serta aktif (participant observation), tatapi tanpa memasukkan perasaan, prasangbka, dan anggapan-anggapan pribadinya. 2. Metode Survei Subjek penelitian diamati secara sistematik dan sekaligus ditanya baik menggunakan kuesioner maupun pertanyaan-pertanyaan langsung yang bebas dan sudah direncanakan peneliti. Karena harus bertanya pada subjek penelitian, maka respondennyapun (yang menjawab pertanyaan) relatif sedikit. 3. Metode Klinis Biasanya bagi yang abnormal, dengan pemeriksaan psikolog di klinik. Mencakup wawancara mendalam, penggunaan alat-alat tes diagnosa psikologis, dan studi kasus. Tujuannya untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya gangguan perilaku dan kecenderungan-kecenderungan umum lainnya. Ini merupakan satu-satunya metode yang idiografik (memerikan perilaku individu sebagai peribadi yang unik), berbeda dengan metode lainnya yang nomothetik (menyimpulkan berdasarkan perilaku sekelompok orang). 4. Metode Eksperimen Peneliti (eksperimenter) memanipulasi atau mengatur beberapa kondisi dalam lingkungan individu. Tujuan pengamatan ini adalah untuk melihat hubungan yang jelas antara variabel-variabel yang diteliti, misalnya hubungan produktivitas dengan iming-iming hadiah, fasilitas kerja, dan perbedaan IQ. 5. Metode introspeksi Dengan melihat peristiwa kejiwaan dalam dirinya sendiri (baik eksperimen maupun non-eksperimen), tetapi dengan norma-norma ilmiah. Metode ini juga bisa disebut retrospeksi karena melihat juga masa lalu, bukan hanya masa sekarang. 6. Metode Ekstropeksi Melihat keluar, jadi subjek bagi orang lain, objektif, tetapi sebenarnya juga bercermin diri. 7. Metode Kuesioner/Angket Menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab subjek. Terdiri dari dua bagian besar: langsung dan tak langsung, identitas dan pertanyaan-pertanyaan. 8. Metode Interview Menggunakan pertanyaan lisan secara langsung. 9. Metode Biografi Menggunakan tulisan tentang riwayat kehidupan seseorang 10. Metode Analisis Karya Menganalisis karya-karya seseorang (misalnya buku, bahkan buku harian). 11. Metode Testing Menggunakan soal, pertanyaan/tugas-tugas lain yang standar. Macam-macam tes: individu, kelompok, dengan pengamatan, perhatian, intelegensi, bahasa, dan peraga. 12. Metode Statistik Menggunakan statistik untuk materi/data yang terkumpul. G. Sejarah Singkat Perkembangan Psikologi Akar dari psikologi adalah filsafat dan fisiologi. Filsafat (philosophy) berasal dari kata philos yang berarti cinta (love) dan Sophia yang berarti kebijakanaan (wisdom). Jadi filsafat adalah ilmu yang mencintai kebijaksanaan. Sedangkan physiology adalah cabang dari biologi yang berkaitan dengan kajian ilmiah tentang bagaimana fungsi-fungsi mahkluk hidup. Filsafat memberikan sikap dan fisiologi memberikan metode. Sebelum psikologi lahir menjadi disiplin ilmu di abad ke-19, dua hal yang dibutuhkan yaitu sikap (attitude) dan metode. Orang telah mengambil sikap bahwa misteri jiwa harus dikaji secara objektif seperti halnya bagian lain dari dunia alamiah. Yang menemukan cara untuk mengobservasi, mengukur dan menyelidiki pristiwa yang bersifat fisik adalah fisika dan kimia, sehingga memungkinkan orang untuk menemukan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan psikologis. 1. Yunani Kuno (Akhir Abad 5 SM – Abad 4 SM) “Psikologi” amat ditandai dengan spekulasi, argumentasi logika belaka. Psikologi masih merupakan bagian dari filsafat dalam arti seumum-umumnya. Tokoh-tokohnya: Socrates, Hipocrates, Plato. Demikian kata Plato: “Man are made up of desire, emotion, and knowledge. Desire – sexuality – comes from the loins, emotions comes from the heart in the force and flow of blood, and knowledge comes from the head. Difference in personality stem from differences in the propositions of these three elements”. Bisa dicatat juga Aristoteles yang membagi jiwa dalam tiga macam: anima vegetative (tumbuhan), anima sensitive (hewan), dan anima intelektiva (manusia). 2. Abad Kegelapan (The Dark Ages, 400 SM – 900 M) Hampir tidak ada peluang untuk mempelajari atau mengekspresikan ilmu (Barat), namun di dunia Islam, ini masa-masa keemasannya dengan ushuluddin, tasawuf, dan ilmu-ilmu alam. Permasalahan kejiwaan juga didominasi teks-teks penafsiran ilmu atau filsafat yang bercorak keislaman. 3. Abad Pertengahan (The Middle Ages, 900-1400 M) Yang paling menentukan alam pikiran waktu itu adalah kerajaan dan gereja, sedangkan peran ilmu demikian terpinggirkan. Dominasi penafsiran kejiwaan dengan demikian juga terkungkung oleh monopoli penafsiran Gereja. Augustinus dengan metode filosofi religius mengemukakan cara bekerjanya jiwa manusia melalui tiga aktivitas: mengetahui, merasa, dan menghendaki. a) Untuk mengetahui sesuatu, jiwa menempuh empat cara kerja: mengamati, mengingat, berpikir, dan kombinasi ketiganya. b) Untuk merasakan sesuatu, jiwa menempuh empat cara kerja: mengingini, menikmati, takut, dan susah. c) Untuk menghendaki sesuatu, jiwa menempuh cara-cara: memilih di antara keinginan-keinginan, dan mengendalikannya. 5. Abad 17 – 19 Menurut John Locke, akal merupakan gudang dan pengembang pengetahuan yang berfungsi mengarahkan kekuatan-kekuatan berpikir dan berkehendak. Kekuatan berpikir disebut pengertian; kekuatan berkehendak disebut kemauan. Pengertian melibatkan aktivitas mental yang meliputi lima kekuatan: mengamati (mengindera, menalar, mengenal, meyakini), membedakan sesuatu (membandingkan), mengingat, mengabstraksi, dan menggunakan tanda-tanda atau symbol. Kemauan tidak sama dengan keinginan, lebih merupakan dorongan untuk mewujudkan ide, kemauan; jadi merupakan kekuatan untuk memilih. Tindakan memilih oleh Locke disebut volition. Agar dapat melakukan tindakan pemilihan (volition) perlu menggunakan kekuatan jiwa Liberty yang memusnahkan keraguan menurut kepentingan akal. 6. Renaissance (= rebirth) Masa ini ditandai sebagai masa kembalinya pemikiran Yunani Kuno sebagai reaksi atas “gelapnya” kebodohan Middle Ages. Anggapan-anggapan “ilmiah” abad-abad Pertengahan misalnya bahwa “Bumi dianggap sebagai pusat alam semesta di mana matahari mengelilingi bumi” yang dilindungi kekokohan benteng agama (Kristen) ternyata di jaman Renaissance mulai secara rasional ditinggalkan dan diganti dengan tesis baru yang lebih akrab dengan penyelidikan ilmiah dari pada dengan dogma-dogma buta agama. Penggunaan logika sebagai panglima utama dunia ilmiah juga merasuki bidang ilmu psikologi. Rene Descartes (1596-1650) – teori tentang kesadaran, Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) – teori tentang kesejajaran psiko-fisik, John Locke (1623-1704) – teori tabula rasa; mereka adalah tokoh-tokoh psikolog-filsuf yang menonjolkan penggunaan spekulasi dan argumentasi logika termasuk pada penerapan ilmu faal yang menyelidiki gejala kejiwaan melalui eksperimen teruitama tentang syaraf sensoris dan motoris. 7. Enlightnment Abad Pencerahan ini ditandai dengan munculnya teori evolusi. Penemuan-penemuan medis/faal akhir renaissance menandai tonggak sejarah baru untuk psikologi, karena psikologi memperoleh basis pemahaman yang lebih kuat dengan fungsi-fungsi fisiologis manausia yang relevan dengan perilaku psikologis manusia. Di pertengahan abad 19, Charles Darwin dengan teori evolusi-nya menandai terbukanya peluang yang signifikan untuk psikologi karena teori eviolusi memicu lebih jauh kebebasan untuk mengeksplorasi manusia sebagai “animal/binatang”. Teori evolusi ni menegaskan bahwa belajar tentang organisme sederhana merupakan sebuah metode untuk memahami bagaimana fisiologi dan keseluruhan aspek hidup manusia bekerja dan berfungsi. 8. Abad 19 – Sekarang (Masa Psikologi Mandiri) Filsafat sebagai mother of science mulai terpisah dari ilmu-ilmu lain. Oleh karena itu, bila di jaman-jaman sebelumnya psikologi banyak terpengaruh pemikiran spekulatif a la filsafat, maka di masa psikologi mandiri ini gejala kejiwaan dipelajari secdara lebih sistematik dan objektif. Wilhelm Wundt, seorang dokter dan ahli hokum, pada tahun 1879 mendirikan laboratorium psikologi yang pertama untuk menyelidiki gejala-gejala kejiwaan secara eksperimental. Ini menjadikan psikologi lebih diakui eksistensinya di dunia ilmiah. Wundt kemudian disebut sebagai bapak psikologi (father of psychology). Hal ini sekaligus mempertegas psikologi yang tadinya filosofis menjadi psikologi empiris. Perkembangan ilmu fisika dan kimia mempengaruhi munculnya ilmu biologi. Salah satu kajian dalam ilmu biologi adalah ilmu perilaku, di mana terdapat tiga kajian utama: antro, sosio, dan psikologi (Marx, 1976). Pada ini juga terjadi perkembangan pesat psikologi dengan metode dan teknik khusus seperti strukturalisme, asosiasiisme, psikoanalisis, fungsionalisme, teori gestalt, behaviorisme, psikologi humanistic, dan psikologi transpersonal. Johan Friedrick Herbart terkenal dengan teorinya tentang psikologi tanggapan. Menurutnya, tanggapan merupakan unsure yang menjadi kekuatan dasar kehidupan jiwa. Thorndike, Pavlov, dan Watson mengembangkan aliran behaviorisme. Objek psikologi bukan jiwa lagi, tetapi perilaku. Menurut kalangan behavioris, semua perilaku manusia dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforceman) dari lingkungannya. Kohler (1887-1959) terkenal dengan istilah “insight” dari penelitiannya tentang simpanse yang pada gilirannya menumbuhkan aliran Gestalt (dengan tokoh-tokohny: Lewin, Piaget, dan Bruner) yang mempermasalahkan konfigurasi, struktur, dan pemetaan pengalaman yang terbentuk dalam suatu keseluruhan. Keseluruhan selalu lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya. Kurt Lewin dengan Cognitive Field Theory mengatakan bahwa tingkah laku merupakan hasil interaksi antar kekuatan dalam medan jiwa baik dari dalam dan dari luar individu. Medan kekuatan psikis ini disebut life space. Piaget dengan Teori Cognitive Developmental mengulas perkembangan intelegensi dan proses berpikir dalam berinteraksi dengan lingkungan. Bruner dengan Teori Discovey Learning menyatakan bahwa perilaku belajar manusia dicapai melalui proses penemuan-penemuan atas dasar problem solving. Akhir tahun 1940-an muncul Psikologi Humanistik, di mana perilaku dipengaruhi maksud-maksud pribadinya. Tokoh-tokohnya adalah Combs (persepsi diri dan persepsi dunia), Maslow (motivasi dalam rangka kebutuhan), dan Rogers (percaya diri). Notonagoro mengajukan tesisnya tentang manusia sebagai makhluk multidimensi (monodualitas manusia) yang dipetakan dalam tiga kodrat kemanusiaan: a) Hakikat Kodrat; manusia terdiri dari jiwa (meliputi akal, rasa, kehendak) dan tubuh (unsure binatang, tumbuhan, dan manusia). b) Sifat Kodrat; manusia sekaligus sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. c) Kedudukan Kodrat; manusia sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk Tuhan. Emil Dubois Raymond menyebutkan tujuh teka-teki yang tak terjawab ilmu: a) asal mula benda dan kekuatan b) asal mula gerak c) ciptaan hidup d) kejituan alam e) terciptanya perasaan f) asal bahasa g) kemerdekaan manusia. K. Macam-Macam Pendekatan terhadap Psikologi 1. Pendekatan neurobiologis Memandang bahwa tingkah laku disebabkan oleh gabungan sel-sel syaraf (“neuro”) dan perubahan-perubahan kimiawi otot-otot dan perubahan fisik manusia (“biologis”). 2. Pendekatan Perilaku (Behavioris) Menekankan nilai penting kejadian-kejadian eksternal yang menyebabkan tingkah laku lebih dari pada sekedar melihat motivasi dalam yang rumit dan sebab-sebabnya. Organisme merupakan produk akhir dari apap[un yang telah terjadi terhadap dirinya dalam suatu lingkungan. We are what we learn to be, change the environment and you also change the end product. 3. Pendekatan Fenomenologi Menekankan segi-segi internal manusia (kebutuhan, kepentingan, dsb) yang secara tetap berubah, tetapi sangat individual (khas, unik). Tiap insan begitu unik. 4. Pendekatan Humanistik Mengambil posisi bahwa kita selalu bergerak ke arah yang lebih baik tetapi seringkali dihalangi oleh lingkungan yang tidak baik. 5. Pendekatan Psikoanalitik Suatu system kepercayaan yang menekankan diri-dalam sendiri yang digerakkan oleh kebutuhan dasar akan sex dan mortalitas (agresi), yang beroperasi pada level ketidaksadaran. 6. Pendekatan Kognitif Menekankan bahwa perilaku itu dikendalikan oleh proses berpikir, alasan-alasan, dan problem solving. Ini merupakan blend of humanism and behaviorism: “the most important human ability is our capacity to take information from ther environment, analysis it in a systematic way and come up with a solution its problem…” L. Lima Ketertarikan dalam Psikologi 1) Memahami otak – fungsi-fungsinya dan cara kerjanya dalam meditasi, dzikir, dsb. 2) Menggunakan komputer – artificial intelligence (bagaimana kerja “otak”nya mesin) 3) Memahami proses-proses sosial – kita tidak memperlakukan dunia keluar lepas dari sesuatu yang nyata secara objektif, sebenarnya kita berpikir kita melakukannya. 4) Mencegah gangguan mental 5) Pengobatan perilaku – terapi psikologi. M. Aliran Besar Psikologi Sampai dengan abad XX, terdapat empat aliran besar psikologi yang menjelaskan bagaimana teori dan filsafat tentang manusia: 1) Psikoanalisis 2) Psikologi Perilaku 3) Psikologi Humanistik 4) Psikologi Transpersonal. N. Ruang Lingkup Psikologi 1. Dari Segi Objek a) Psikologi yang mempelajari manusia b) Psikologi yang mempelajari binatang 2. Dari Segi Sifat Aktivitas/Perilaku Manusia a) Psikologi Umum Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas psikis manusia yang tercermin dalam perilaku pada umumnya, yang dewasa, normal, dan beradab. Di sini manusia seolah-olah saling terlepas dari manusia lainnya. b) Psikologi Khusus Psikologi yang menyelidiki segi-segi khusus dari aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang menyimpang dari hal-hal umum dibicarakan di sini. c) Psikologi Perkembangan (perkembangan sejak bayi sampai usia lanjut) d) Psikologi Sosial (aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi-situasi sosial) e) Psikologi Pendidikan f) Psikologi Kepribadian g) Psikologi Kriminal h) Psikopatologi i) Psikologi Perusahaan j) …dan sebagainya 3. Dari Segi Teori-Praktis a) Psikologi Teoritis – dari ilmu itu sendiri b) Psikologi Praktis – misalnya psikologi industri, psikologi klinik, dsb. O. Cabang-Cabang Psikologi Telah diakui bahwa psikologi berinduk pada filsafat, khususnya filsafat mental. Namun dalam perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu Beta seperti Fisika, Kimia, dan Biologi memberi andil besar dalam aspek metodologi maupun topik kajiannya. Berikut ini sekedar gambaran umum dari pengeruh ilmu-ilmu lain serta cabang-caang psikologi yang lahir dari singgungan tersebut. clip image001 PENGERTIAN PSIKOLOGI (UMUM)Ilmu- Ilmu Lain clip image002 PENGERTIAN PSIKOLOGI (UMUM) Psikologi Fisika Psikofisika clip image003 PENGERTIAN PSIKOLOGI (UMUM)Kimia Neurokemis Perilaku Biologi Psikofisiologi Matematika Psikologi Kuantitatif Kedokteran Psikologi Klinis/Psikoterapi Sosiologi Psikologi Sosial Antropologi Psikologi Lintas Budaya Pedagogi Psikologi Pendidikan/Instruksional Gambar 1. Pengaruh ilmu-ilmu lain terhadap psikologi dan cabang-cabang psikologi yang ditimbulkannya. Tabel 1. Wilayah Penelitian dalam Psikologi Wilayah Penelitian Fokus Psikologi eksperimen Pada intinya mencakup tema-tema seperti sensasi, persepsi, belajar, pengkondisian, motivasi dan emosi, Psikologi fisiologi Mempelajari pengaruh faktor genetik pada perilaku dan peran otak, sistem saraf, sistem endokrin, dan kimia tubuh pada perilaku Psikologi kognitif Memusatkan perhatian pada proses mental yang lebih tinggi seperti memori, penalaran, proses informasi, bahasa, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, dan kreativitas. Psikologi pekembangan Mengamati perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupan. Psikologi perkembangan terutama terfokus pada perkembangan anak, dan akhir-akhir ini juga banyak melakukan penelitian tentang remaja, orang dewasa, dan usia senja. Psikometri Berkaitan dengan pengukuran perilaku, bisannya melalui [erkembangan tes-tes psikolog. Psikometri berkaitan dengan rancangan tes-tes penaksiran kepribadian, inteligensi, dan kemampuan-kemampuan lain. Juga berkaitan dengan pengembangan teknik-teknik baru untuk analisis stastistik. Kepribadian Lebih pada penggambaran dan pemahaman konsistensi individu dalam perilaku yang menggambarkan kepribadian seseorang. Berkaitan dengan faktor-faktor yang membentuk Psikologi sosial Memfokuskan pada perilaku impresional dan peran tekanan sosial dalam perkembangan perilaku.Tema-tema intinya adalah pembentukan sikap, perubahan sikap, prasangka, ketertarikan, agresi, hubungan intim, dan perilaku-perilaku dalam kelompok. Menurut Hanna Djumhana Bastaman (1992), terdapat empat dimensi terpadu dalam manusia: 1. Dimensi Ragawi (fisik-biologis) 2. Dimensi Lingkungan (sosio-kultural) 3. Dimensi Kejiwaan (psikis) 4. Dimensi Rohani (spiritual) Jadi ruang lingkup psikologi terpetakan dalam: psikologi-biologis, psikologi-eksistensial, psikologi sosial, dan psikologi spiritual. Tabel 2. Spesialisasi dalam Psikologi Spesialisasi Fokus Psikologis klinis Berkaitan dengan evaluasi, diagnosis, dan treatment individual mengenai ganguan-ganguan psikologis aktivitasnya meliputi interview klien, tes psikologis, dan memberikan terapi kelompok maupun terapi individual. Psikologi konseling Aktivitasnya: interview pengetasan dan memberikan terapi (keluarga, pernikahan, konsultasi karir). Psikologi industri Bekerja untuk memperbaiki rancangan kurikulum, tes prestasi, pelatihan guru, dan aspek-aspek lain dalam proses pendidikan. Psikologi pendidikan Berkaitan dengan beberapa bidang dalam dunia industri dan bisnis seperti managemen sumber daya manusia, meningkatkan semangat staf, meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja, meneliti prosedur dan struktur. Terapan psikologi semakin meluas. Kini psikologi tidak hanya dikenal sebagai pengukur intelegensi atau lebih populer dengan Tes IQ namun juga diperlukan untuk menjelaskan, memperbaiki, mengembangkan perilaku, baik individual maupun massal. Dalam laporan pertangungjawaban ketua umum periode 1991-1994, Dr. Djamaludin Ancok, dikemukakan tentang pengembangan psikologi. Dalam laporan ini dilampirkan surat yang di tandatangani oleh Bernadette N. Setiadi, PhD ditujukan kepada ketua LIPI saat itu, Prof. Dr. Samaun Samadikun tentang berdisiplin psikologi. Surat tanggal 24 Agustus 1991 tersebut menyebutkan subdisiplin psikologi sebagai berikut: a) Psikologi Abnormal b) Psikologi Anak dan Remaja c) Bimbingan dan Konseling d) Psikologi Pendidikan e) Evaluasi dan Pengukuran dalam Psikologi f) Psikologi Eksperimen g) Psikologi Umum h) Psikologi Lansia i) Psikologi Industri dan Organisasi j) Kepribadian k) Studi Psikologis tentang isu-isu sosial l) Psikofarmakologi m) Psikologi Sosial Dalam rapat pada hari Minggu tanggal 26 oktober 2003 Panitia Pengarah Temu Ilmiah Nasional Kongres IX Himpsi telah mengidentifikasi subdisiplin psikologi yang perlu dikembangkan di masa mendatang, sesuai dengan kondisi dan situasi di Indonesia, yaitu : a) Psikologi Forensik b) Psikologi Militer c) Psikologi Lingkungan d) Psikologi Olahraga e) Psikologi Hukum f) Psikologi Ekonomik g) Psikologi Ergonomik h) Psikologi Kognitif i) Psikologi Indigenous j) Psikologi Lintas Budaya k) Psikologi Perkotaan dan pedesaan Pengambangan subdisiplin psikologi diharapkan dapat meluaskan terapan psikologi bagi lulusan sarjana, magister, doctor psikologi dan psikolog. Masih banyak lagi bidang terapan yang bisa dikembangkan oleh professional psikologi yang akan semakin meluaskan pemahaman masyarakat tentang psikologi dan terapannya sehingga tidak lagi dipahami dalam pengertian yang sempit, yaitu berkaitan dengan psiko tes semata. Masyarakat luas perlu memahami bahwa belajarpsikologi tidaklah bertujuan untuk dapat melakukan tes psikologi meleinkan memahami perilaku dalam arti yang sangat luas. Himpsi berharap dapat terus mendorong komunitas psikologi untuk mengembangkan terapan psikologi secara luas agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengikuti perkembangan zaman. Dalam hal ini tentunya perlu bekerja sama dengan penyelenggara pendidikan psikologi di Indonesia

Teori Mengenai Hubungan Interpersonal

Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal, yaitu: 1. Model Pertukaran Sosial Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya“. Ganjaran yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efek-efek tidak menyenangkan. 2. Model Peranan Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan peranannya. 3. Model Interaksional Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem terganggu, segera akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.

Kajian Psikologi

Pengertian, Teori, Tahap, Jenis, dan Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal Diarsipkan di bawah: Psikologi Umum — Tag:Charles R. Berger, interpersonal, Kelley, komunikasi, pdf, pengantar, teori, Thibault, William Wilmot — admin @ 17:04 Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.

Kritik Psikologi

Berdasarkan pengertian di atas kita diharuskan mengetahui perbedaan budaya kita dengan budaya pada saat psikologi muncul sebagai ilmu pengetahuan. Apakah kajian ilmu tersebut sesuai dengan kebudayaan kita ataukah ada berbedaan di dalamnya. Misalkan, ketika kita adalah suku pedalaman yang masih menggunakan cara berburu dalam kehidupan sehari-hari maka berburu bisa menjadi tolak ukur kecerdasan kita sebagai masyarakat pedalaman, bukan dilihat dari bagaimana kecerdasan itu diukur dari bisa dan tidaknya kita menghitung matematika, menjawab soal-soal ujian, menjawab serangkaian tes kecerdasan dan lain-lain. Kesesuaian teori psikologi dengan kebudayaan kita itulah yang benar-benar harus kita pahami, sehingga teori-teori tersebut adalah teori yang benar-benar relevan dengan kebudayaan dan diri kita sebagai manusia.[6]

Wilayah terapan psikologi

Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan spesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu, misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya. 1. Psikologi sekolah Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak 2. Psikologi industri dan organisasi Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya 3. Psikologi kerekayasaan Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human error) 4. Psikologi klinis Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.

Kajian psikologi

Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya adalah: 1. Psikologi perkembangan Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut 2. Psikologi sosial Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu : studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat) studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan. 3. Psikologi kepribadian Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya. 4. Psikologi kognitif Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan emosi.

Fungsi psikologi sebagai ilmu

Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu: Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan. [sunting] Pendekatan perilaku Pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. [sunting] Pendekatan kognitif Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang. [sunting] Pendekatan psikoanalisa pendekatan Psikoanalisa yang dikembangkan oleh Sigmund Freud Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan. [sunting] Pendekatan fenomenologi Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.

Metode Psikologi Perkembangan

Pada Metode Psikologi Perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode umum dan metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang dipakai dengan pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau hanya beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari bawaan dan lingkungan khususnya kebudayaan. [5] Sedangkan pada metode khusus merupakan suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan dengan pendekatan eksperimen dan pengamatan. [5] [sunting] Psikologi kontemporer Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu berkembang 2 teori dalam menjelaskan tingkah laku, yaitu: Psikologi Fakultas Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19 tentang adanya kekuatan mental bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan berkeinginan. Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat melalui subfakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imaginer, dan sebagainya. Psikologi Asosiasi Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa proses psikologi pada dasarnya adalah asosiasi ide yaitu bahwa ide masuk melalui alat indera dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan. [sunting] Psikologi sebagai ilmu pengetahuan Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama didunia. Laboratorium Wundt Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan. Berdirinya Aliran Psikoanalisa Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan Austria bernama Sigmund Freud mengembangkan metode psikoterapi yang dikenal dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang pikiran didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta terfokus pada menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan gangguan psikis lainnya

Metode Psikologi

Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut : Metodologi Eksperimental Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen.[4] Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek. Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang - orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektif[2] Observasi Ilmiah Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya. Sejarah Kehidupan (metode biografi) Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya.[4] Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaaa, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai orang yang bersangkutan [2]. Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat subjektif [2]. Wawancara Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi berbeda dalam cara penyajiannya. Keuntungan interview dibandingkan dengan angket [2] yaitu: Pada interview apabila terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas interviwer(penanya) dapat menyesuaikan dengan suasana hati interviwee ( responden yang ditanyai) Terdapat interaksi langsung berupa face to facesehingga diharapkan dapat membina hubungan yang baik saat proses interview dilakukan. Angket Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki. Pemeriksaan Psikologi Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.[4] Metode Analisis Karya Dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti gambar - gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang [2]. Metode Statistik Umumnya digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisaan terhadap hasil; yang telah didapat [2].

Sejarah Psikologi

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno.Psikologi sendiri sebenarnya telah dikenal sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup ( levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa.[2] Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika. [3]

Definisi psikologi menurut para ahli

* Menurut Crow & Crow : Pschycology is the study of human behavior and human relationship. (Psikologi ialah tingkah laku manusia, yakni interaksi manusia dengan dunia sekitarnya, baik berupa manusia lain (human relationship) maupun bukan manusia: hewan, iklim, kebudayaan, dan sebagainya. * Menurut Sartain : Psychology is the scientific study of the behavior of living organism,with especial attention given to human behavior. (Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup, terutama tingkah laku manusia). * Menurut Bruno (1987) : Pengertian Psikologi dibagi dalam tiga bagian, yaitu: Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidup mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme. * Menurut Chaplin (1972) dalam Dictionary of psychology Psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan. *Ensiklopedia Pendidikan, Poerbakawatja dan Harahap (1981) Psikologi sebagai cabang ilmu pengetahuan yang mengadakan penyelidikan atas gejala-gejala dan kegiatan – kegiatan jiwa. * Menurut Richard Mayer (1981) : Psikologi merupakan analisi mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia.

Kualitas Pelayanan Keperawatan

Pengertian kualitas pelayanan keperawatan ntuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu dipahami, salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah tentang apa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya. Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan. Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting. Berdasarkan standar tentang evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam program pengendalian kualitas di rumah sakit. Menurut Wiedenback (dalam Lumenta, 1989) perawat adalah seseorang yang mempunyai profesi berdasarkan pengetahuan ilmiah, ketrampilan serta sikap kerja yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan pengabdian. Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan, 1998) perawat adalah salah satu unsur vital dalam rumah sakit, perawat, dokter, dan pasien merupakan satu kesatuan yang paling membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan. Tanpa perawat tugas dokter akan semakin berat dalam menangani pasien. Tanpa perawat, kesejahteraan pasien juga terabaikan karena perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien mengingat pelayanan keperawatan berlangsung terus menerus selama 24 jam sehari. Departemen kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis, psikologis sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan melaksanakan kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai peningkatan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif (Aditama, 2002). Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan pengertian kualitas pelayanan keperawatan adalah sikap profesional perawat yang memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan dimana sikap ini merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien. 2. Aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono, 1997) aspek-aspek mutu atau kualitas pelayanan adalah : a. Keandalan (reliability) Yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan dengan kepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu. b. Ketanggapan (responsiveness) Yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan memberikan pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen, cepat memperhatikan dan mengatasi kebutuhan-kebutuhan. c. Jaminan (assurance) Mencangkup kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki pada karyawan, bebas dari bahaya, resiko, keragu-raguan, memiliki kompetensi, percaya diri dan menimbulkan keyakinan kebenaran (obyektif). d. Empati atau kepedulian (emphaty) Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh perhatian terhadap setiap konsumen, melayani konsumen dengan ramah dan menarik, memahami aspirasi konsumen, berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati. e. Bukti langsung atau berujud (tangibles) Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan baik teratur rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau peralatannya dan alat komunikasi. Sedangkan menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek dasar tersebut meliputi aspek penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komuniksi dan kerjasama. Selanjutnya masing-masing aspek dijelaskan sebagai berikut: a. Aspek penerimaan spek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas. b. Aspek perhatian spek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien. . Aspek komunikasi Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien. d. Aspek kerjasama Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga pasien. e. Aspek tanggung jawab spek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak. Joewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu diperhatikan dalam pelayanan yaitu : a. Kepedulian, seberapa jauh perusahaan memperhatikan emosi atau perasaan konsumen. b. Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari lingkungan yang akan dinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan produk. c. Cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam menanggapi kebutuhan konsumen. d. Kemudahan bertransaksi, seberapa mudah konsumen melakukan transaksi dengan pemberi servis. e. Kemudahan memperoleh informasi, seberapa besar perhatian perusahaan untuk menyajikan informasi siap saji. f. Kemudahan mengakses, seberapa mudah konsumen dapat mengakses penyedia servis pada saat konsumen memerlukannya. g. Prosedur, seberapa baik prosedur yang harus dijalankan oleh konsumen saat berurusan dengan perusahaan. h. Harga, aspek yang menentukan nilai pengalaman servis yang dirasakan oleh konsumen saat berinteraksi dengan perusahaan. Sedangkan Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki Industri jasa pelayanan, yaitu : . Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan batas waktu standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan waktunya. . Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan konsumen. Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu tepat memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari pasien. . Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama pengkonsumsian suatu poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan keamanan pasien dan memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan rasa aman kepada pasien. . Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat pelanggan menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan tanpa emosi yang tinggi sehingga pasien akan merasa senang dan menyukai pelayanan dari perawat. . Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Pasien yang membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi yang nyaman sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dalam proses penyembuhannya. erdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut : (a) penerimaan meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas. (b) perhatian, meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien. (c) komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.(d) kerjasama, meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga pasien. (e) tanggung jawab, meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak.

Deteksi Dini Anak Hiperaktif

A.Definisi Ditinjau secara psikologis hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. Hiperaktif dikenal dengan istilah Attention Deficit Hiperactivity Disorder atau ADHD," Gangguan ini umumnya terjadi pada anak-anak yang berusia 7 tahun ke bawah, dan tentunya untuk mengatasi anak hiperaktif ini membutuhkan kesabaran yang besar serta perhatian khususnya dari orang tua anak yang bersangkutan. B. Etiologi (penyebab) : Keracunan pada akhir kehamilan ditandai (Hipertensi, pembengkakan kaki, proteinuri) Cedera otak akibat trauma persalinan Cedera otak akibat kecelakaan (Head injury/ trauma kepala, gegar otak) Tingkat keracunan timbal yang parah pada saat janin (Polusi timbal berasal dari industri peleburan baterai, mobil bekas, asap kendaraan atau cat rumah yang tua) Lemah pendengaran, yang disebabkan infeksi telinga sehingga anak tidak dapat mereproduksi bunyi yang didengarnya. Akibatnya, tingkah laku menjadi tidak terkendali & perkembangan bahasanya yang lamban. Faktor psikis, yang lebih banyak dipengaruhi oleh hubungan anak dengan dunia luar. C. Ciri-Ciri anak Hiperaktif : Tidak Fokus Menentang Destruktif (merusak) Tak kenal lelah Tanpa tujuan Tidak sabar dan usil Intelektualitas rendah D. TIPS Mengatasi anak hiperaktif Pertama, PERIKSALAH. Tak semua tingkah laku yang kelewatan dapat digolongkan sebagai hiperaktif. Karena itu, Anda perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktif. Yang harus Anda lakukan adalah mengonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi psikologi anak. Ini penting karena gangguan hiperaktivitas bisa berpengaruh pada kesehatan mental dan fisik anak, serta kemampuannya dalam menyerap pelajaran dan bersosialisasi. Tujuannya untuk mendapatkan petunjuk dari orang yang tepat tentang apa saja yang bisa Anda lakukan di rumah. Selain itu juga berguna untuk menghapus rasa bersalah dan memperbaiki sikap Anda agar tak terlalu menuntut anak secara berlebihan. Di sini biasanya para ahli akan memberikan obat yang sesuai atau sebuah terapi. Kedua, PAHAMILAH. Untuk bisa menangani anak hiperatif, ada baiknya pula jika Anda dan anggota keluarga mengikuti support group dan parenting skill-training. Tujuannya agar bisa lebih memahami sikap dan perilaku anak, serta apa yang dibutuhkan anak, baik secara psikologis, kognitif (intelektual) maupun fisiologis. Jika si anak merasa bahwa orang tua dan anggota keluarga lain bisa mengerti keinginannya, perasaannya, frustasinya, maka kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan anak bisa tumbuh seperti layaknya orang-orang normal lainnya. Ketiga, LATIH kefokusannya. Jangan tekan dia, terima kaeadaan itu. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. Kalau anak tidak bisa diam di satu tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajaklah untuk duduk diam. Mintalah agar anak menatap mata Anda ketika berbicara atau diajak berbicara. Berilah arahan dengan nada yang lembuat, tanpa harus membenatk. Arahan ini penting sekali untuk melatih anak disiplin dan berkonsentrasi pada satu pekerjaan. Anda harus konsisten. Jika meminta dia melakukan sesuatu, jangan berikandia ancaman tapi pengertian, yang membuatnya tahu kenapa Anda berharap dia melakukan itu. Keempat, TELATENLAH. Jika dia telah betah untuk duduk lebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau huruf. Latihan ini juga bertujuan untuk memperbaiki cara menulis angka yang tidak baik dan salah. Selanjutnya anak bisa diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. Latihan ini sangat berguna untuk melatih motorik halusnya. Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka dibawah 10. Setelah itu baru diperkenalkan konsep angka 0 dengan benar. Jika empat fase di atas telah dapat Anda lewati, bersyukurlah, pasti keaktifan anak Anda sudah dapat difokuskan untuk perkembangan jiwanya. Ini juga akan sangat membantu Anda dalam menjaganya. Dan kini, masukilah tahap berikutnya, bagaimana Anda harus bekerjasama dengan dia. Kelima, BANGKITKAN kepercayaan dirinya. Jika mampu, ini juga bisa dipelajari, gunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif. Misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib atau berhasil melakukan sesuatu dengan benar, memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak. Di samping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan bimbingan orang tua. Misalnya, dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orangtua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya. Dalam tahap ini, usahakan emosi Anda berada di titik stabil, sehingga dia tahu, penguat positif itu tidak datang atas kendali amarah. Ingat, anak hiperaktif rata-rata juga sangat sensitif. Keenam, KENALI arah minatnya. Jika dia bergerak terus, jangan panik, ikutkan saja, dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan dari keaktifan dia. Jangan dilarang semuanya, nanti dia prustasi. Yang paling penting adalah mengenali bakat atau kecenderungan perhatiannya secara dini. Dengan begitu, Anda bisa memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya. Misalnya, mengikutkan anak pada klub sepakbola di bawah umur atau berenang, agar anak belajar bergaul dan disiplin. Anak juga belajar bersosial karena ia harus mengikuti tatacara kelompoknya. Ketujuh, MINTA dia bicara. Ini sangat penting Anda terapkan. Ingat, anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisai, sibuk dengan dirinya sendiri. Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi agar ia mempelajari nilai-nilai apa saja yang dapat diterima kelompoknya. Misalnya melakukan aktivitas bersama, sehingga Anda bisa mengajarkan anak bagaimana bersosialisasi dengan teman dan lingkungan. Ini memang butuh kesabaran dan kelembutan. Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi si kecil memang butuh waktu. Terlebih dulu ia harus dilengkapi dengan sikap menghargai, tenggang rasa, saling memahami, dan berempati, ujar Susan Barron, Ph.D, Direktur Pusat Perkembangan dan Pembelajaran Mount Sinai Medical Center di New York dalam salah satu artikelnya di majalah Child. Terakhir, SIAP bahu-membahu. Jika dia telah mampu mengungkapkan pikirannya, Anda dapat segera membantunya mewujudkan apa yang dia inginkan. Jangan ragu. Bila perlu, bekerja samalah dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya. Mintalah guru tak perlu membentak, menganggap anak nakal, atau mengucilkan, karena akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan mentalnya. Kerjasama ini juga penting karena anak sulit berkosentrasi dan menyerap pelajaran dengan baik. Dibutuhkan kesabaran dan bimbingan dari guru bagi anak hiperaktif. Nah, itulah dasar-dasar pengelolaan jika anak Anda mengidap hiperaktif. Dia tak berbahaya, hanya butuh SENTUHAN dan PERHATIAN LEBIH. Jika itu dia dapatkan, anak Anda akan berubah jadi JENIUS yang bukan tak mungkin, akan mengubah dunia.

Kamis, 13 Oktober 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK KEJANG DEMAM bawah judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK KEJANG DEMAM: " A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang bersifat sementara (Hudak and Gallo,1996). Kejang demam adalah serangan pada anak yang terjadi dari kumpulan gejala dengan demam (Walley and Wong’s edisi III,1996). Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yang sering di jumpai pada usia anak dibawah lima tahun. 2. Patofisiologi a. Etiologi Kejang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi patologis, termasuk tumor otak, trauma, bekuan darah pada otak, meningitis, ensefalitis, gangguan elektrolit, dan gejala putus alkohol dan obat gangguan metabolik, uremia, overhidrasi, toksik subcutan dan anoksia serebral. Sebagian kejang merupakan idiopati (tidak diketahui etiologinya). 1) Intrakranial Asfiksia : Ensefolopati hipoksik – iskemik Trauma (perdarahan) : perdarahan subaraknoid, subdural, atau intra ventrikular Infeksi : Bakteri, virus, parasit Kelainan bawaan : disgenesis korteks serebri, sindrom zelluarge, Sindrom Smith – Lemli – Opitz. 2) Ekstra kranial Gangguan metabolik : Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomognesemia, gangguan elektrolit (Na dan K) Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat. Kelainan yang diturunkan : gangguan metabolisme asam amino, ketergantungan dan kekurangan produksi kernikterus. 3) Idiopatik Kejang neonatus fanciliel benigna, kejang hari ke-5 (the fifth day fits) b. Patofisiologi Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel / organ otak diperlukan energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glucose,sifat proses itu adalah oxidasi dengan perantara pungsi paru-paru dan diteruskan keotak melalui system kardiovaskuler. Berdasarkan hal diatas bahwa energi otak adalah glukosa yang melalui proses oxidasi, dan dipecah menjadi karbon dioksidasi dan air. Sel dikelilingi oleh membran sel. Yang terdiri dari permukaan dalam yaitu limford dan permukaan luar yaitu tonik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui oleh ion NA + dan elektrolit lainnya, kecuali ion clorida. Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi NA+ rendah. Sedangkan didalam sel neuron terdapat keadaan sebaliknya,karena itu perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel. Maka terdapat perbedaan membran yang disebut potensial nmembran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim NA, K, ATP yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan perubahan konsentrasi ion diruang extra selular, rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya. Perubahan dari patofisiologisnya membran sendiri karena penyakit/keturunan. Pada seorang anak sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibanding dengan orang dewasa 15 %. Dan karena itu pada anak tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dalam singkat terjadi dipusi di ion K+ maupun ion NA+ melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya lepasnya muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter sehingga mengakibatkan terjadinya kejang. Kejang yang yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama lebih 15 menit biasanya disertai apnea, NA meningkat, kebutuhan O2 dan energi untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis. c. Manifestasi klinik Terjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat : misalnya tonsilitis, otitis media akut, bronkhitis, serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik. Kejang berhenti sendiri, menghadapi pasien dengan kejang demam, mungkin timbul pertanyaan sifat kejang/gejala yang manakah yang mengakibatkan anak menderita epilepsy. untuk itu livingston membuat kriteria dan membagi kejang demam menjadi 2 golongan yaitu : 1. Kejang demam sederhana (simple fibrile convulsion) 2. Epilepsi yang di provokasi oleh demam epilepsi trigered off fever Disub bagian anak FKUI, RSCM Jakarta, Kriteria Livingstone tersebut setelah dimanifestasikan di pakai sebagai pedoman untuk membuat diagnosis kejang demam sederhana, yaitu : 1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan & 4 tahun 2. Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tak lebih dari 15 menit. 3. Kejang bersifat umum,Frekuensi kejang bangkitan dalam 1th tidak > 4 kali 4. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam 5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal 6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya seminggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan. 3. Klasifikasi kejang Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan tungkai dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu : kejang, klonik, kejang tonik dan kejang mioklonik. a. Kejang Tonik Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikterus b. Kejang Klonik Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik. c. Kejang Mioklonik Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut menyerupai reflek moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada bayi tidak spesifik. 4. Diagnosa banding kejang pada anak Adapun diagnosis banding kejang pada anak adalah gemetar, apnea dan mioklonus nokturnal benigna. a. Gemetar Gemetar merupakan bentuk klinis kejang pada anak tetapi sering membingungkan terutama bagi yang belum berpengalaman. Keadaan ini dapat terlihat pada anak normal dalam keadaan lapar seperti hipoglikemia, hipokapnia dengan hiperiritabilitas neuromuskular, bayi dengan ensepalopati hipoksik iskemi dan BBLR. Gemetar adalah gerakan tremor cepat dengan irama dan amplitudo teratur dan sama, kadang-kadang bentuk gerakannya menyerupai klonik . b. Apnea Pada BBLR biasanya pernafasan tidak teratur, diselingi dengan henti napas 3-6 detik dan sering diikuti hiper sekresi selama 10 – 15 detik. Berhentinya pernafasan tidak disertai dengan perubahan denyut jantung, tekanan darah, suhu badan, warna kulit. Bentuk pernafasan ini disebut pernafasan di batang otak. Serangan apnea selama 10 – 15 detik terdapat pada hampir semua bagi prematur, kadang-kadang pada bayi cukup bulan. Serangan apnea tiba-tiba yang disertai kesadaran menurun pada BBLR perlu di curigai adanya perdarahan intrakranial dengan penekanan batang otak. Pada keadaan ini USG perlu segera dilakukan. Serangan Apnea yang termasuk gejala kejang adalah apabila disertai dengan bentuk serangan kejang yang lain dan tidak disertai bradikardia. c. Mioklonus Nokturnal Benigna Gerakan terkejut tiba-tiba anggota gerak dapat terjadi pada semua orang waktu tidur. Biasanya timbul pada waktu permulaan tidur berupa pergerakan fleksi pada jari persendian tangan dan siku yang berulang. Apabila serangan tersebut berlangsung lama dapat dapat disalahartikan sebagai bentuk kejang klonik fokal atau mioklonik. Mioklonik nokturnal benigna ini dapat dibedakan dengan kejang dan gemetar karena timbulnya selalu waktu tidur tidak dapat di stimulasi dan pemeriksaan EEG normal. Keadaan ini tidak memerlukan pengobatan 5. Penatalaksanaan Pada umumnya kejang pada BBLR merupakan kegawatan, karena kejang merupakan tanda adanya penyakit mengenai susunan saraf pusat, yang memerlukan tindakan segera untuk mencegah kerusakan otak lebih lanjut. Penatalaksanaan Umum terdiri dari : a. Mengawasi bayi dengan teliti dan hati-hati b. Memonitor pernafasan dan denyut jantung c. Usahakan suhu tetap stabil d. Perlu dipasang infus untuk pemberian glukosa dan obat lain e. Pemeriksaan EEG, terutama pada pemberian pridoksin intravena Bila etiologi telah diketahui pengobatan terhadap penyakit primer segera dilakukan. Bila terdapat hipogikemia, beri larutan glukosa 20 % dengan dosis 2 – 4 ml/kg BB secara intravena dan perlahan kemudian dilanjutkan dengan larutan glukosa 10 % sebanyak 60 – 80 ml/kg secara intravena. Pemberian Ca – glukosa hendaknya disertai dengan monitoring jantung karena dapat menyebabkan bradikardi. Kemudian dilanjutkan dengan peroral sesuai kebutuhan. Bila secara intravena tidak mungkin, berikan larutan Ca glukosa 10 % sebanyak 10 ml per oral setiap sebelum minum susu. Bila kejang tidak hilang, harus pikirkan pemberian magnesium dalam bentuk larutan 50% Mg SO4 dengan dosis 0,2 ml/kg BB (IM) atau larutan 2-3 % mg SO4 (IV) sebanyak 2 – 6 ml. Hati-hati terjadi hipermagnesemia sebab gejala hipotonia umum menyerupai floppy infant dapat muncul. Pengobatan dengan antikonvulsan dapat dimulai bila gangguan metabolik seperti hipoglikemia atau hipokalsemia tidak dijumpai. Obat konvulsan pilihan utama untuk bayi baru lahir adalah Fenobarbital (Efek mengatasi kejang, mengurangi metabolisme sel yang rusak dan memperbaiki sirkulasi otak sehingga melindungi sel yang rusak karena asfiksia dan anoxia). Fenobarbital dengan dosis awal 20 mg . kg BB IV berikan dalam 2 dosis selama 20 menit. Banyak penulis tidak atau jarang menggunakan diazepam untuk memberantas kejang pada BBL dengan alasan a. Efek diazepam hanya sebentar dan tidak dapat mencegah kejang berikutnya b. Pemberian bersama-sama dengan fenobarbital akan mempengaruhi pusat pernafasan c. Zat pelarut diazepam mengandung natrium benzoat yang dapat menghalangi peningkatan bilirubin dalam darah. 6. Pemeriksaan fisik dan laboratorium a. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik lengkap meliputi pemeriksaan pediatrik dan neurologik, pemeriksaan ini dilakukan secara sistematis dan berurutan seperti berikut : 1) hakan lihat sendiri manifestasi kejang yang terjadi, misal : pada kejang multifokal yang berpindah-pindah atau kejang tonik, yang biasanya menunjukkan adanya kelainan struktur otak. 2) Kesadaran tiba-tiba menurun sampai koma dan berlanjut dengan hipoventilasi, henti nafas, kejang tonik, posisi deserebrasi, reaksi pupil terhadap cahaya negatif, dan terdapatnya kuadriparesis flasid mencurigakan terjadinya perdarahan intraventikular. 3) Pada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau mulase kepala berlebihan yang disebabkan oleh trauma. Ubun –ubun besar yang tegang dan membenjol menunjukkan adanya peninggian tekanan intrakranial yang dapat disebabkan oleh pendarahan sebarakhnoid atau subdural. Pada bayi yang lahir dengan kesadaran menurun, perlu dicari luka atau bekas tusukan janin dikepala atau fontanel enterior yang disebabkan karena kesalahan penyuntikan obat anestesi pada ibu. 4) Terdapatnya stigma berupa jarak mata yang lebar atau kelainan kraniofasial yang mungkin disertai gangguan perkembangan kortex serebri. 5) Pemeriksaan fundus kopi dapat menunjukkan kelainan perdarahan retina atau subhialoid yang merupakan gejala potogonomik untuk hematoma subdural. Ditemukannya korioretnitis dapat terjadi pada toxoplasmosis, infeksi sitomegalovirus dan rubella. Tanda stasis vaskuler dengan pelebaran vena yang berkelok – kelok di retina terlihat pada sindom hiperviskositas. 6) Transluminasi kepala yang positif dapat disebabkan oleh penimbunan cairan subdural atau kelainan bawaan seperti parensefali atau hidrosefalus. 7) Pemeriksaan umum penting dilakukan misalnya mencari adanya sianosis dan bising jantung, yang dapat membantu diagnosis iskemia otak. b. Pemeriksaan laboratorium Perlu diadakan pemeriksaan laboratorium segera, berupa pemeriksaan gula dengan cara dextrosfrx dan fungsi lumbal. Hal ini berguna untuk menentukan sikap terhadap pengobatan hipoglikemia dan meningitis bakterilisasi. Selain itu pemeriksaan laboratorium lainnya yaitu 1) Pemeriksaan darah rutin ; Hb, Ht dan Trombosit. Pemeriksaan darah rutin secara berkala penting untuk memantau pendarahan intraventikuler. 2) Pemeriksaan gula darah, kalsium, magnesium, kalium, urea, nitrogen, amonia dan analisis gas darah. 3) Fungsi lumbal, untuk menentukan perdarahan, peradangan, pemeriksaan kimia. Bila cairan serebro spinal berdarah, sebagian cairan harus diputar, dan bila cairan supranatan berwarna kuning menandakan adanya xantrokromia. Untuk mengatasi terjadinya trauma pada fungsi lumbal dapat di kerjakan hitung butir darah merah pada ketiga tabung yang diisi cairan serebro spinal 4) Pemeriksaan EKG dapat mendekteksi adanya hipokalsemia 5) Pemeriksaan EEG penting untuk menegakkan diagnosa kejang. EEG juga diperlukan untuk menentukan pragnosis pada bayi cukup bulan. Bayi yang menunjukkan EEG latar belakang abnormal dan terdapat gelombang tajam multifokal atau dengan brust supresion atau bentuk isoelektrik. Mempunyai prognosis yang tidak baik dan hanya 12 % diantaranya mempunyai / menunjukkan perkembangan normal. Pemeriksaan EEG dapat juga digunakan untuk menentukan lamanya pengobatan. EEG pada bayi prematur dengan kejang tidak dapat meramalkan prognosis. 6) Bila terdapat indikasi, pemeriksaan lab, dilanjutkan untuk mendapatkan diagnosis yang pasti yaitu mencakup : a) Periksaan urin untuk asam amino dan asam organic b) Biakan darah dan pemeriksaan liter untuk toxoplasmosis rubella, citomegalovirus dan virus herpes. c) Foto rontgen kepala bila ukuran lingkar kepala lebih kecil atau lebih besar dari aturan baku d) USG kepala untuk mendeteksi adanya perdarahan subepedmal, pervertikular, dan vertikular e) Penataan kepala untuk mengetahui adanya infark, perdarahan intrakranial, klasifikasi dan kelainan bawaan otak e) Top coba subdural, dilakukan sesudah fungsi lumbal bila transluminasi positif dengan ubun – ubun besar tegang, membenjol dan kepala membesar. 7. Tumbuh kembang pada anak usia 1 – 3 tahu 1. Fisik f. Ubun-ubun anterior tertutup. g. Physiologis dapat mengontrol spinkter 2. Motorik kasar a. Berlari dengan tidak mantap b. Berjalan diatas tangga dengan satu tangan c. Menarik dan mendorong mainan d. Melompat ditempat dengan kedua kaki e. Dapat duduk sendiri ditempat duduk f. Melempar bola diatas tangan tanpa jatuh 3. Motorik halus a. Dapat membangun menara 3 dari 4 bangunan b. Melepaskan dan meraih dengan baik c. Membuka halaman buku 2 atau 3 dalam satu waktu d. Menggambar dengan membuat tiruan 4. Vokal atau suara a. Mengatakan 10 kata atau lebih b. Menyebutkan beberapa obyek seperti sepatu atau bola dan 2 atau 3 bagian tubuh 5. Sosialisasi atau kognitif a. Meniru b. Menggunakan sendok dengan baik c. Menggunakan sarung tangan d. Watak pemarah mungkin lebih jelas e. Mulai sadar dengan barang miliknya 8. Dampak hospitalisasi Pengalaman cemas pada perpisahan, protes secara fisik dan menangis, perasaan hilang kontrol menunjukkan temperamental, menunjukkan regresi, protes secara verbal, takut terhadap luka dan nyeri, dan dapat menggigit serta dapat mendepak saat berinteraksi. Permasalahan yang ditemukan yaitu sebagai berikut : a) Rasa takut 1) Memandang penyakit dan hospitalisasi 2) Takut terhadap lingkungan dan orang yang tidak dikenal 3) Pemahaman yang tidak sempurna tentang penyakit 4) Pemikiran yang sederhana : hidup adalah mesin yang menakutkan 5) Demonstrasi : menangis, merengek, mengangkat lengan, menghisap jempol, menyentuh tubuh yang sakit berulang-ulang. b. Ansietas 1) Cemas tentang kejadian yang tidakdikenal 2) Protes (menangis dan mudah marah, (merengek) 3) Putus harapan : komunikasi buruk, kehilangan ketrampilan yang baru tidak berminat 4) Menyendiri terhadap lingkungan rumah sakit 5) Tidak berdaya 6) Merasa gagap karena kehilangan ketrampilan 7) Mimpi buruk dan takut kegelapan, orang asing, orang berseragam dan yang memberi pengobatan atau perawatan 8) Regresi dan Ansietas tergantung saat makan menghisap jempol 9) Protes dan Ansietas karena restrain c. Gangguan citra diri 1) Sedih dengan perubahan citra diri 2) Takut terhadap prosedur invasive (nyeri) 3) Mungkin berpikir : bagian dalam tubuh akan keluar kalau selang dicabut B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS 1. Pengkajian Yang paling penting peran perawat selama pasien kejang adalah observasi kejangnya dan gambarkan kejadiannya. Setiap episode kejang mempunyai karakteristik yang berbeda misal adanya halusinasi (aura ), motor efek seperti pergerakan bola mata , kontraksi otot lateral harus didokumentasikan termasuk waktu kejang dimulai dan lamanya kejang. Riwayat penyakit juga memegang peranan penting untuk mengidentifikasi faktor pencetus kejang untuk pengobservasian sehingga bisa meminimalkan kerusakan yang ditimbulkan oleh kejang. 1. Aktivitas / istirahat : keletihan, kelemahan umum, perubahan tonus / kekuatan otot. Gerakan involunter 2. Sirkulasi : peningkatan nadi, sianosis, tanda vital tidak normal atau depresi dengan penurunan nadi dan pernafasan 3. Integritas ego : stressor eksternal / internal yang berhubungan dengan keadaan dan atau penanganan, peka rangsangan. 4. Eliminasi : inkontinensia episodik, peningkatan tekanan kandung kemih dan tonus spinkter 5. Makanan / cairan : sensitivitas terhadap makanan, mual dan muntah yang berhubungan dengan aktivitas kejang, kerusakan jaringan lunak / gigi 6. Neurosensor : aktivitas kejang berulang, riwayat truma kepala dan infeksi serebra 7. Riwayat jatuh / trauma 2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul 1. Resiko tinggi trauma / cidera b/d kelemahan, perubahan kesadaran, kehilangan koordinasi otot. 2. Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan neoromuskular 3. Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh 4. Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan 5. Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi 3. INTERVENSI Diagnosa 1 Resiko tinggi trauma / cidera b/d kelemahan, perubahan kesadaran, kehilangan koordinasi otot. Tujuan Cidera / trauma tidak terjadi Kriteria hasil Faktor penyebab diketahui, mempertahankan aturan pengobatan, meningkatkan keamanan lingkungan Intervensi Kaji dengan keluarga berbagai stimulus pencetus kejang. Observasi keadaan umum, sebelum, selama, dan sesudah kejang. Catat tipe dari aktivitas kejang dan beberapa kali terjadi. Lakukan penilaian neurology, tanda-tanda vital setelah kejang. Lindungi klien dari trauma atau kejang. Berikan kenyamanan bagi klien. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi anti compulsan Diagnosa 2 Resiko tinggi terhadap inefektifnya bersihan jalan nafas b/d kerusakan neuromuskular Tujuan Inefektifnya bersihan jalan napas tidak terjadi Kriteria hasil Jalan napas bersih dari sumbatan, suara napas vesikuler, sekresi mukosa tidak ada, RR dalam batas normal Intervensi Observasi tanda-tanda vital, atur posisi tidur klien fowler atau semi fowler. Lakukan penghisapan lendir, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi Diagnosa 3 Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh Tujuan Aktivitas kejang tidak berulang Kriteria hasil Kejang dapat dikontrol, suhu tubuh kembali normal Intervensi Kaji factor pencetus kejang. Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien. Observasi tanda-tanda vital. Lindungi anak dari trauma. Berikan kompres dingin pda daerah dahi dan ketiak. Diagnosa 4 Kerusakan mobilitas fisik b/d kerusakan persepsi, penurunan kekuatan Tujuan Kerusakan mobilisasi fisik teratasi Kriteria hasil Mobilisasi fisik klien aktif , kejang tidak ada, kebutuhan klien teratasi Intervensi Kaji tingkat mobilisasi klien. Kaji tingkat kerusakan mobilsasi klien. Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan. Latih klien dalam mobilisasi sesuai kemampuan klien. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan klien. Diagnosa 5 Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi Tujuan Pengetahuan keluarga meningkat Kriteria hasil Keluarga mengerti dengan proses penyakit kejang demam, keluarga klien tidak bertanya lagi tentang penyakit, perawatan dan kondisi klien. Intervensi Kaji tingkat pendidikan keluarga klien. Kaji tingkat pengetahuan keluarga klien. Jelaskan pada keluarga klien tentang penyakit kejang demam melalui penkes. Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal yang belum dimengerti. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan pada klien. 6. EVALUASI 1. Cidera / trauma tidak terjadi 2. Inefektifnya bersihan jalan napas tidak terjadi 3. Aktivitas kejang tidak berulang 4. Kerusakan mobilisasi fisik teratasi 5. Pengetahuan keluarga meningkat SELENGKAPNYA di: ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK KEJANG DEMAM askep-askeb-kita.blogspot.com | asuhan-keperawatan-kebidanan.co.cc