Cari Blog Ini
Sabtu, 07 Januari 2012
ASKEP ANAK DENGAN DHF
TEORI
Pengertian
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996).
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.
Etiologi
Virus dengue sejenis arbovirus.
Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC. Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak.
Patofisiologi
Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut.
Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
Tanda dan gejala
Demam tinggi selama 5 – 7 hari
Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
Sakit kepala.
Pembengkakan sekitar mata.
Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
Komplikasi
Perdarahan luas.
Shock atau renjatan.
Effuse pleura
Penurunan kesadaran.
Klasifikasi
Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.
Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.
Pemeriksaan penunjang
Darah
Trombosit menurun.
HB meningkat lebih 20 %
HT meningkat lebih 20 %
Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
Protein darah rendah
Ureum PH bisa meningkat
NA dan CL rendah
Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
Rontgen thorax : Efusi pleura.
Uji test tourniket (+)
Penatalaksanaan
Tirah baring
Pemberian makanan lunak .
Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.
Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,
Anti konvulsi jika terjadi kejang
Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).
Monitor adanya tanda-tanda renjatan
Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut
Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
Tumbuh kembang pada anak usia 6-12 tahun
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex sekundernya.
Perkembangan menitik beratkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.
Motorik kasar
Loncat tali
Badminton
Memukul
Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan irama dan kehalusan.
Motorik halus
Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan
Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik.
Kognitif
Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi
Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah
Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal
Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang
Bahasa
Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak
Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung dan kata depan
Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan
Dampak Hospitalisasi
Hospitalisasi atau sakit dan dirawat di RS bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.
Penyebab anak stress meliputi ;
Psikososial
Berpisah dengan orang tua, anggota keluarga lain, teman dan perubahan peran
Fisiologis
Kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diri
Lingkungan asing
Kebiasaan sehari-hari berubah
Pemberian obat kimia
Reaksi anak saat dirawat di Rumah sakit usia sekolah (6-12 tahun)
Merasa khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman sebayanya
Dapat mengekspresikan perasaan dan mampu bertoleransi terhadap rasa nyeri
Selalu ingin tahu alasan tindakan
Berusaha independen dan produktif
Reaksi orang tua :
Kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit, prosedur, pengobatan dan dampaknya terhadap masa depan anak
Frustasi karena kurang informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta tidak familiernya peraturan Rumah sakit.
PATHWAYS
Pathways dapat dilihat disini
ANALISA DATA
NO TGL / JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
1 Diisi pada saat tanggal pengkajian Berisi data subjektif dan data objektif yang didapat dari pengkajian keperawatan masalah yang sedang dialami pasien seperti gangguan pola nafas, gangguan keseimbangan suhu tubuh, gangguan pola aktiviatas,dll Etiologi berisi tentang penyakit yang diderita pasien
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.
Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.
Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN PERENCANAAN
1 Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.
Volume cairan tubuh kembali normal. Dengan Kriteria Hasil :
Turgor elastis
Mukosa bibir lembab
Muntah (-)
Demam (-)
Kaji KU dan kondisi pasien
Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )
Observasi tanda-tanda dehidrasi
Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus
Balance cairan (input dan out put cairan)
Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak
Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh keringat.
2 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
Suhu tubuh kembali normal.
Kriteria Hasil :
Suhu 36-37 C.
Kulit hangat.
Sianosis (-)
Ekstremitas hangat
Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak
Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat
Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.
Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per hari
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.
3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.
Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi
Kriteria Hasil :
Nafsu makan (+)
BB (+)
Mual(-)
Muntah (-)
Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi
Timbang berat badan klien tiap hari
Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering
Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual
Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.
Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet
4 Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat
Kriteria hasil :
Orang tua tampak tenang
Orang tua tidak bertanya-tanya lagi
Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan.
Kaji tingkat pendidikan klien.
Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit DHF
Jelaskan pada keluarga klien tentang proses penyakit DHF melalui Penkes.
beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum dimengerti atau diketahuinya.
Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien
Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi enteral
5 Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trobositopenia.
Perdarahan tidak terjadi
Kriteria hasil :
Tanda-tanda infeksi (-)
Tidak ada lecet atau kemerahan pada kulit.
Jumlah trombosit normal
Kaji adanya perdarahan
Observasi tanda-tanda vital (S.N.RR)
Antisipasi terjadinya perlukaan / perdarahan.
Anjurkan keluarga klien untuk lebih banyak mengistirahatkan klien
Monitor hasil darah, Trombosit
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi ,pemberian cairan intra vena.
6 Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan
Shock hipovolemik dapat teratasi
Kriteria hasil :
Kesadaran compos mentis
Mukosa bibir lembab
Turgor elastis
Observasi tingkat kesadaran klien
Observasi tanda-tanda vital (S, N, RR).
Observasi out put dan input cairan (balance cairan)
Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar